August 13, 2007

Menonton Nyai Ontosoroh


Menonton pementasan teater "Nyai Ontosoroh" dua hari lalu adalah bagian sangat menarik bagi para pembaca buku-buku Pram.

Apalagi, sang nyai adalah sosok pentin yang turut membangun karakter sang pemula tokoh pejuang dan pers nasional Tirto Adisuryo.

Pentas teater terpanjang yang pernah aku tonton. Kalau tidak salah hampir tiga seperempat jam.

Menonton Nyai Ontosoroh, meski oleh sang penulis skenario harus menghilangkan sosok Mingke yang sebenarnya juga turut membentuk karakter perlawanan sang nyai, terasa menarik karena menghidupkan kembali semangat humanis yang dibangun dalam setiap novel pram.

Ya, sang Nyai seolah digambarkan oleh Pram menjadi sosok baru dalam memaknai hidup dan menhormati kesetaraan manusia setelah mendapat pendidikan dan ajaran langsung dari tuannya tentang pengetahuan modern.

Akhirnya sikap Nyai menjadi sinis melihat idealisme dalam ajaran dan ilmu pengetahuan Eropa bersanding dengan sikap dan tindak tanduk penjajah yang diskriminatif.

Nyai ontosoroh adalah sosok perempuan kuat dan jenius yang digambarkan oleh dengan sangat baik. Sosok Happy Salma, sebelum saya masuk ke dalam gedung pertunjukan sempat membuat saya ragu.

Namun, setelah menonton. Salut juga untuk pemeran tokoh Nyai yang menurut saya sangat bagus dan sesuai dengan gambaran saya sebelum masuk panggung.